Pengairan Berselang Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan air
Pengairan Berselang dan Penggenangan
Pengairan berselang (intermittent irrigation system) merupakan sistem pengairan terbaik dalam pertanian padi sawah. Pengairan berselang adalah penataan kondisi tanah sawah dalam keadaan kering dan tergenang secara bergantian.
Jadi pada saat tertentu padi sawah digenangi dan pada saat tertentu pula tanaman padi sawah dikeringkan sampai tanahnya retak. Sebab akar tanaman padi butuh oksigen untuk bernafas.
Maksud dikeringkan bukan berarti tanah harus kekeringan, yang penting tanah tetap memiliki kelembaban yang ideal dan permukaan air didalam tanah mampu terjangkau oleh akar tanaman padi,itulah yang menjadi acuan kapan harus melakukan pengairan berselang dan penggenangan pada padi sawah.
Pengairan Berselang Pada Tanaman Padi Sawah (Foto:Pixabai) |
Pengairan Berselang Memiliki Manfaat Antara Lain
- Dengan menerapkan pengairan berselang, maka penggunan air irigasi akan lebih hemat dan pembagian air untuk tanaman lebih merata,efektif dan efisien sehingga pertanaman dapat dilakukan dalam skala yang lebih luas .
Penerapan pengairan berselang akan memberikan kesempatan pada akar tanaman dalam air memperoleh udara yang cukup sehingga dapat memacu perkembangan akar tanaman padi,selain itu pengairan berselang dapat mengurangi resiko keracunan besi.
Pengairan berselang dapat membantu mengurangi penimbunan asam organik dan gas H2S pada lahan sawah yang mengakibatkan perkembangan akar terhambat,pengairan berselang juga dapat mengaktifkan jasad renik yang bermanfaat.
Fungsi lain dari Pengairan berselang yaitu dapat menekan populasi anakan padi yang tidak produktif ,mencegah terjadinya kerebahan dan pemasakan gabah akan menjadi lebih seragam.
Pengairan berselang akan memberikan kemudahan pada saat membenamkan pupuk dan memudahan dalam penanganan hama terutama keong mas.
Perihal Yang Perlu dipertimbangkan Sebelum Melakukan Pengairan Berselang
Pengairan berselang tidak serta merta dapat diterapkan pada semua kondisi, sebelum itu dilakukan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
Pada tanah yang tidak memiliki kemampuan dalam menahan air, penerapan pengairan berselang diperlukan ketelitian dan kehati-hatian.
Jika ingin menerapkan pengairan berselang maka mengacu pada pola pengairan yang sudah ada diwilayah setempat, misalnya sebelumnya telah ditetapkan berselang tiga hari sekali maka ikuti saja pola yang ada ,tidak perlu membuat pola pengairan yang baru.
Bila draenase dalam keadaan tidak baik yang menyebabkan sulitnya membuang air yang ada pada lahan sawah, maka tidak perlu menerapkan pengairan berselang.
Cara Melakukan Pengairan Berselang
Sebaiknya penanaman dilakukan dalam kondisi sawah macak-macak dan pada masa vegetatif,di awal pertumbuhan ada baiknya tidak selalu melakukan pengairan sawah, melainkan kondisi sawah dalam keadaan macak-macak.
Pengairan berselang dilakukan bertahap, petakan sawah diairi 2 sampai 5 cm sampai tanaman padi berumur 14 hari, biarkan kondisi tanah macak-macak, lalu diikuti dengan pemberian pemupukan yang pertama.
Pengairan tanaman dapat dilakukan jika tanaman padi sudah mencapai umur antara 15-20 Hst. Dan biarkan sawah mengering sendiri,biasanya akan berlansung selama 5 sampai 6 hari, lalu biarkan kondisi lahan macak-macak.
Sesudah permukaan tanah retak selama seharian, sawah kembali diairi setinggi 5 cm dan seterusnya. Pengairan padi dapat dilakukan lagi pada saat penyiangan bersamaan dengan pemupukan susulan yang kedua.
Baca Juga : Pembuatan Silase Meningkatkan Kualitas Pakan Ternak
Pada saat tanaman padi masih fase vegetatif jangan terlalu sering melakukan pengairan tanaman padi, dengan demikian akar tanaman padi akan cepat bergerak.
Kondisi ini akan membantu mempercepat pemulihan proses stagnasi, sehingga pembentukan anakan akan berjalan lebih cepat.
Sebab nitrogen yang tersedia didalam tanah maupun yang diberikan melalui pupuk urea akan terdistribusi dalam bentuk gas N2.
Sedangkan dengan adanya pengairan berselang pada tanaman padi yang terlalu sering akan mengakibatkan senyawa nitrogen yang sudah berbentuk N2- yang akan diserap akar tanaman padi dapat menghilang.Pada saat padi sawah sudah berumur 50 hari, masukan air dan biarkan menggenang sampai mengering sampai terjadi retakan pada tanah. Lakukan proses ini berulang kali sampai fase vegetatif berahir.
Pengairan berselang dimasa primordia dan penyerbukan
Pada saat padi memasuki masa pembungaan/primordia, pengairan padi sawah dapat dilakukan agar nutrisi yang ada didalam terlarut oleh air, karena pada masa ini tanaman padi sangat membutuhkan nutrisi. Tinggi genangan 5-7 centi meter dan dibiarkan tergenang selama 3-5 hari jika pada musim kemarau.
Sedangkan dimusim penghujan pengairan pada masa primordia dilakukan satu hari saja sudah cukup .selanjutnya setelah pembungaan atau primordia digenangi sampai pada masa pengisian satu sampai dua hari dan dibiarkan hingga terjadi keretakan pada tanah.
Dan pengairan tanaman padi sawah dilakukan lagi pada fase penyerbukan .ini adalah fase kritis yang kedua dimana tanaman padi membutuhkan nutrisi dalam jumlah yang banyak.
Manfaat lain dari pengairan padi akan membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara pospor yang terkandung didalam tanah, karena unsur pospor terlarut sempurna saat dilakukan penggenangan, seperti kita ketahui bahwa unsur pospor memiliki peran penting ketika padi memasuki fase reproduksi.
Setelah penyerbukan pada tanaman padi akan beralih ke fase berikutnya yaitu tahap pemasakan buah,yang ditandai dengan malai yang sudah mulai merunduk.
Proses pengairan tanaman padi pada fase generatif ini berbeda dengan pengairan pada fase vegetatif, pada fase vegetatif pengairan dilakukan disertai dengan penutupan pintu keluar air dari dalam petakan,air dibiarkan mengering dengan sendirinya atau meresap kedalam tanah.
Sistem pengairan padi sawah pada fase generatif sedikit berbeda,air dibiarkan masuk kedalam petakan sawah tetapi pintu keluar air dibiarkan tetap terbuka sehingga air terus mengalir, jika air tergenang dalam petakan akan mengakibatakan batang padi membusuk.
Selain itu kelembaban akan semakin tinggi yang tentunya kan mengundang kehadiran hama maupun penyakit. Karena hama dan penyakit sangat menyukai kondisi lingkungan yang lembab.
Itulah sebabnya sistem pengairan sawah pada fase generatif ini pintu air dibiarkan terbuka agar tidak terjadi genangan air pada tanaman. Jika tanah sudah retak barulah air dimasukan kembali.