Ketahui Tentang Hama Tungau dan Cara Pengendalian Pada Tanaman
Pengendalian Hama Tungau (Foto: Pixabay)
Berbicara tentang hama tungau, pasti yang kita pikirkan adalah hewan ini sangat merugikan terutama pada tanaman. Tungau sendiri memiliki pengertian sebagai hewan yang memiliki ukuran sangat kecil, merupakan sub ordo dari Acarina.
Meski ukuran tungau sama dengan Kutu, tetapi kedua hewan ini berbeda. Tubuh dari tungau betina berbentuk bulat dan terdapat bulu yang menjuntai sedangkan tungau jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih pipih dan runcing disertai kaki yang lebih panjang dibanding tungau betina.
Tungau dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 0.2 mm dengan warna kuning keemasan mendekati orange. Dimasa reproduksi betina dewasa meletakan telurnya dibawah permukaan daun tanaman.
Jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor betina dewasa berkisar dua puluh sampai tiga puluh butir saja. Siklus hidup hama ini, mulai dari telur sampai mencapai dewasa dipengaruhi oleh musim.
Jika musim rendeng atau kelembaban tinggi maka akan berlangsung lebih lama yaitu selama dua minggu, namun jika di musim gadu atau kemarau akan berlangsung lebih singkat selama satu minggu saja .
Tungau betina memiliki usia dibawah 21 hari,tungau jantan akan hidup lebih lama kurang lebih dua puluh tiga hari.
Hama tungau ini sendiri biasanya menyerang pada daun tumbuhan atau tanaman, dimana tungau akan menghisap cairan pada daun di jaringan Mesofil sampai dengan jaringan tersebut rusak.
Akibatnya klorofil pada daun akan menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis pada tanaman. Hama tungau sendiri sering menyerang beberapa jenis tumbuhan, dan yang paling banyak menyerang tanaman seperti tanaman cabai dan ubi kayu.
1. Hama Tungau Pada Cabai
Hama tungau (foto: Pixabay)
Pada tanaman cabai hama tungau akan menyerang klorofil daun hingga membuat jaringan pada daun tanaman cabai akan rusak dan tidak dapat melakukan fotosintesis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, fotosintesis sendiri merupakan proses “memasak makanan” bagi tumbuhan dimana pada proses ini terjadi pertukaran karbon dioksida menjadi oksigen.
Ada beberapa ciri ketika tanaman cabai diserang oleh hama tungau, diantaranya yaitu serangan hama selalu dimulai dari pucuk daun, ditandai dengan adanya bintik kuning di permukaan daun.
Kemudian bintik kuning tersebut melebar dan kemudian berubah menjadi kecoklatan kemudian menghitam.
Kemudian daun pada cabai akan mengalami perubahan bentuk dan tunas juga akan berhenti tumbuh. Daun cabai khususnya daun mudah akan menjadi keriting dan berbentuk gulungan ke bawah.
Pada tahap serangan yang sudah parah, daun pada tanaman Cabai akan rontok atau berguguran sehingga mengakibatkan tanaman Cabai mati.
Pengendalian hama tungau pada tanaman cabai dapat dilakukan secara alami dengan beberapa teknis seperti, menanam cabai di tempat yang jauh dari tanaman cabai yang sudah terserang hama tungau sebelumnya.
Kemudian tidak menanam cabai secara terus-menerus pada tempat yang sama, rotasi tanaman dengan yang bukan sebangsa terung (solonaceae) agar memutus siklus hama Tungau.
Lalu menjaga kebersihan kebun, karena hama tungau bersifat Polifag dimana memiliki banyak tanaman inang jadi sangat penting untuk memperhatikan kebersihan kebun.
Dan yang terakhir lakukan penyemprotan insektisida serta memanfaatkan musuh alami dari hama tungau seperti tungau Phytoseiulus Persimilis, Kumbang Stethorus Gilvifrons, Cendawan Entomophthora Fresenti dan lain sebagainya.
2. Hama Tungau Pada Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang memiliki umur sekitar 6 bulan sebelum dapat dipanen. Tanaman ini dapat ditanam di kondisi tanah yang memiliki tingkat kesuburan rendah, sehingga dapat hidup meski pada musim kemarau.
Akan tetapi jika dihadapkan pada musim kemarau, resiko terserang hama tungau pada tanaman ubi kayu menjadi lebih tinggi.
Hama tungau merah atau tetranychus urticae akan menyerang hingga menyebabkan kematian pada tanaman ubi kayu. Serangan hama pada ubi kayu kurang lebih sama dengan tanaman cabai, yaitu merusak sel mesofil dengan menghisap sel klorofil sehingga mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Ada beberapa indikasi ketika tanaman ubi kayu diserang oleh hama tungau diantaranya yaitu, timbulnya bintik-bintik kuning pada dasar daun, yang kemudian lama-kelamaan akan berwarna coklat dan menghitam yang membuat daun akhirnya tidak dapat melakukan fotosintesis.
Pengendalian hama tungau pada tanaman Ubi Kayu sendiri dapat dilakukan dengan adanya musuh alami atau predator dari tungau ini sendiri, yaitu seperti Oligota Minuta, StethorusTridens, dan lain sebagainya.
Selain itu, pengendalian hama tungau juga dapat dilakukan dengan sistem pengairan dimana Tungau digenangi air selama 30 menit.
Dan yang terakhir dengan penggunaan pestisida. Namun sebelum melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida sebaiknya dilakukan pemantauan populasi hama tungau terlebih dahulu, ini bertujuan agar pemilihan pestisida dan dosis yang digunakan disesuaikan dengan keadaan yang ada dilapangan.
Jika salah dalam pemilihan jenis pestisida yang akan digunakan, penggunaan pestisida justru akan mempercepat resistensi hama tungau terhadap pestisida itu sendiri, sehingga seringkali terjadi ledakan hama dilapangan.
Ingat tungau bukan termasuk dalam bangsa serangga oleh karena itu untuk mengendalikannya tidak bisa menggunakan insektisida melainkan menggunakan akarisida.
Beberapa jenis bahan aktif akarisida yang dapat mengendalikan tungau diantaranya bahan aktif karbosulfan, abamectin,diafentiuron dan piridaben.
Gunakanlah pestisida secara bijak sesuai dengan anjuran, agar resiko kematian pada musuh alami dapat diperkecil. Penggunaan pestisida yang berlebihan juga akan meracuni air dan tanah dan akan terakumulasi dalam produk pertanian.