Jenis Herbisida yang Cocok untuk Pengendalian Gulma
Jenis Herbisida |
Herbisida merupakan senyawa atau material yang bisa disebarkan pada lahan pertanian. Tujuannya adalah untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menjadi penyebab penurunan hasil panen, salah satunya adalah tumbuhan gulma.
Ada beberapa jenis herbisida yang ampuh dan efektif dalam pengendalian gulma. Tanaman gulma sendiri merupakan rumput liar yang biasanya tumbuh diantara tanaman budidaya.
Gulma adalah tanaman yang menjadi pesaing dalam memperoleh nutrisi (unsur hara), sinar matahari serta air. Oleh sebab itu, keberadaan gulma menjadi sangat mengganggu bagi pertumbuhan tanaman utama.
Umumnya, gulma pada tanaman dapat dikendalikan dengan cara penyiangan. Namun, pengendalian gulma ini belum terlalu efektif, apalagi di daerah yang jumlah tenaga kerjanya terbatas.
Sehingga, solusi yang tepat untuk mengendalikan gulma tanaman secara efektif dan efisien adalah dengan menggunakan herbisida. Berikut ini merupakan jenis herbisida yang bisa sobat ketahui untuk pengendalian gulma.
Pengelompokkan Jenis Herbisida Berdasarkan Pertumbuhan Gulma
Bagi sobat yang belum tahu pengelompokkan jenis herbisida untuk mengatasi gulma, maka bisa simak ulasannya berikut ini.
- Herbisida Pra Tumbuh
Herbisida pra tumbuh adalah Jenis herbisida yang dapat sobat aplikasikan pada tanah sebelum gulma pada tanaman mulai tumbuh. Semua herbisida pra Tumbuh adalah soil acting herbicide atau herbisida sistemik pra tumbuh yang dapat diaplikasikan ke tanah dan memiliki sifat sistemik.
Adapun contoh herbisida pra tumbuh adalah diuron, metil metsulfuron, bromacil, butaklor, oksadiazon, ametrin, serta oksifluorfen.
- Herbisida Pasca Tumbuh
Untuk jenis herbisida ini dapat sobat aplikasikan saat gulma sudah mulai tumbuh. Semua herbisida pasca tumbuh adalah foliage applied herbicide atau herbisida yang bisa sobat aplikasikan ke gulma. Selain itu, herbisida jenis ini bersifat sistemik dan non sistemik.
Beberapa contoh herbisida pasca tumbuh yaitu glifosat, propanil, paraquat serta glufusinat.
Pengelompokkan Jenis Herbisida Berdasarkan Tipe Translokasi dalam Tanaman
Adapun jenis herbisida berdasarkan tipe translokasi dalam tanaman adalah sebagai berikut.
- Herbisida Kontak (Tidak Ditranslokasikan)
Herbisida kontak merupakan herbisida yang bisa langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini. Khususnya pada bagian gulma yang masih berwarna hijau.
Jenis herbisida kontak dapat bereaksi dengan sangat cepat serta efektif. Terutama jika sobat menggunakannya untuk membasmi gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran yang tidak meluas.
Dalam jaringan tanaman, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ditranslokasikan. Walaupun ada, maka bahan itu akan ditranslokasikan melalui phloem.
Dikarenakan hanya mematikan bagian gulma yang terkena saja, maka pertumbuhan gulma pun akan terjadi sangat cepat.
Oleh sebab itu, rotasi pengendaliannya akan menjadi lebih singkat. Jadi, sobat memerlukan dosis dan pelarut lebih besar agar bahan aktifnya bisa merata ke semua bagian permukaan tumbuhan gulma.
Kalau sudah begitu, efek pengendalian bahan aktifnya pun menjadi lebih baik. Sementara itu, herbisida kontak memiliki keistimewaan, yaitu dapat membasmi gulma dengan cepat, yaitu sekitar 2-3 jam.
Setelah mengalami penyemprotan, gulma akan tampak layu, lalu 2-3 hari kemudian gulma itu pun akan mati.
Sayangnya, herbisida ini memiliki kelemahan, yaitu gulma yang sudah disemprot berpotensi muncul kembali sekitar 2 mingguan.
Selain itu, jika proses penyemprotan gulma herbisida tidak menyentuh akar, maka herbisida kontak tidak bisa bekerja sama sekali.
Adapun contoh herbisida kontak yang sifatnya selektif adalah oksifluorfen, propanil, serta oksadiazon. Selain itu, contoh herbisida kontak yang sifatnya non selektif, yaitu glufosinat dan parakuat.
- Herbisida Sistemik (Ditranslokasikan)
Perlu sobat ketahui bahwa herbisida sistemik dapat mematikan gulma dengan cara translokasi racun langsung ke seluruh bagian-bagian gulma. Mulai dari daun hingga bagian akar atau sebaliknya.
Cara kerja herbisida sistemik membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari supaya dapat membunuh gulma dengan efektif.
Pasalnya, herbisida ini tidak bisa langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena. Tetapi dapat bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringannya.
Kemudian, akan dialirkan ke dalam jaringan tumbuhan gulma dan mematikan jaringan sasaran, seperti pada tunas, daun, titik tumbuh serta pada perakaran.
Meskipun begitu, herbisida sistemik memiliki keistimewaan, yaitu bisa mematikan tunas-tunas yang ada dalam tanah, sehingga mampu menghambat pertumbuhan gulma itu sendiri.
Penggunaan jenis herbisida ini secara keseluruhan dapat membuat sobat hemat waktu, biaya aplikasi serta tenaga kerja.
Herbisida jenis ini pun dapat sobat gunakan ke semua jenis alat semprot, salah satunya sistem ULV (Micron Herbi). sebab, penyebaran bahan aktif ke seluruh bagian gulma membutuhkan sedikit pelarut.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
Gulma mesti berada pada masa pertumbuhan aktif
Kondisi cuaca harus cerah saat Anda melakukan penyemprotan
Tidak melakukan penyemportan herbisida saat menjelang hujan
Keringkan area yang akan Anda semprot
Pastikan untuk menggunakan air bersih sebagai bahan pelarutnya
Adapun contoh herbisida sistemik yang bisa sobat aplikasikan adalah herbisida glifosat, ester dan sulfosat.
Sementara jenis herbisida sistemik yang bisa sobat aplikasikan melalui tanah, yaitu herbisida ametrin, diuron, atrazin serta metribuzin.
Pengelompokkan Jenis Herbisida Berdasarkan Selektifitas
Berikut ini merupakan jenis herbisida berdasarkan selektifitasnya yang bisa sobat ketahui, yaitu:
- Herbisida Selektif
Herbisida selektif adalah herbisida bersifat racun yang dapat sobat gunakan untuk gulma tanaman jagung. Contoh herbisida selektif adalah ametrin, karfentrazon, diuron, klomazon serta oksifluorfen.
Herbisida selektif cocok digunakan oleh para petani jagung. Sebab, herbisida untuk jagung dapat meracuni gulma sasaran, tanpa perlu meracuni tanaman pokoknya.
Selain itu, penggunaan herbisida selektif untuk jagung bisa memberikan keuntungan kepada para petani secara ekonomis, yaitu sekitar Rp1.500.000/ha dibandingkan dengan penyiangan manual.
Sementara keuntungan lainnya yang akan sobat peroleh saat menggunakan herbisida selektif jagung adalah bisa hemat waktu, tenaga serta mendapatkan hasil panen yang lebih baik.
Sebab, tidak ada persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman budidaya dengan tanaman gulma.
- Herbisida Non selektif
Herbisida non selektif merupakan jenis herbisida yang bisa mematikan hampir semua jenis tumbuhan, termasuk tanaman yang dibudidayakan sendiri. Adapun contoh herbisida non selektif adalah paraquat dan glifosat.
Jika sobat ingin menggunakan herbisida, pastikan untuk mempertimbangkan dulu gulma apa yang akan sobat kendalikan pada tanaman yang dibudidayakan.
Misalnya, herbisida non selektif (glifosat) umumnya digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman berbatang keras, tanpa pengolahan tanah pada tanaman singkong, jagung, nanas, mangga serta perkebunan sawit.
Meskipun begitu, herbisida non selektif (glifosat) tidak cocok untuk mengendalikan gulma yang terdapat pada tanaman lunak. Contohnya, kebun bunga serta tanaman padi. Sebab, tanaman yang dibudidayakan bisa saja ikut mati akibat penggunaan herbisida tersebut.
Sementara untuk herbisida selektif atrazin, biasanya dapat sobat gunakan pada tanaman jagung dan tebu. Sebab, herbisida ini memiliki sasaran pada jenis gulma berdaun lebar serta sempit.
Itulah informasi seputar jenis herbisida untuk pengendalian gulma yang wajib sobat ketahui.
Dari penjelasan di atas, terdapat poin penting bahwa saat ingin menggunakan herbisida, sobat harus melakukannya sesuai dengan petunjuk yang ada pada label kemasan.
Hal ini dilakukan supaya tidak menimbulkan kerugian hingga berefek negatif pada kematian tanaman budidaya sendiri.