6 Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik Sistem DFT
Hidroponik Sistem Dft |
Pengertian hidroponik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hidroponik atau lebih populer dengan sebutan urban farming menjadi solusi bagi sobat yang tidak mempunyai cukup lahan untuk bercocok tanam. Teknik menanam dengan hidroponik lebih efisien dan tidak membutuhkan ruang yang luas.
Nah, ada banyak sistem atau teknik menanam secara hidroponik, salah satunya adalah DFT. Bagaimana penjelasan hidroponik sistem DFT? Simak ulasan berikut.
Pengertian Sistem DFT Hidroponik
Deep Flow Technique adalah teknik hidroponik yang menggunakan genangan air di dalam pipa. Sistem DFT menjadi satu dari beberapa sistem hidroponik yang cukup populer di kalangan pemula.
Bahkan, sebagian besar petani hidroponik lebih banyak memilih sistem DFT. Terdapat beberapa bentuk/model yang paling umum dari sistem DFT ini, yakni model mendatar, bertingkat dan zigzag.
Menanam hidroponik sistem DFT dengan bentuk bertingkat dan zig-zag paling banyak peminatnya karena modelnya mempunyai nilai estetika.
Teknik DFT hidroponik hampir mirip dengan NFT, karena sama-sama mensirkulasi larutan nutrisi. Jika hidroponik sistem NFT lebih memanfaatkan kemiringan agar air dapat mengalirkan nutrisi ke seluruh tanaman, maka sebaliknya yang terjadi pada DFT.
Baca juga:langkah-langkah bertanam hidroponik dihalaman rumah
Instalasi pada sistem DFT tidak memanfaatkan kemiringan, melainkan menggunakan bidang datar. Sehingga genangan air nutrisi dapat dipertahankan dan terus mengalir.
Kedalaman air genangan dalam pada sistem instalasi ini sekitar 4-6 cm, atau sekitar ¼ tinggi pipa yang digunakan.
Prinsip Kerja Sistem DFT pada Hidroponik
DFT menerapkan suatu metode sirkular, di mana larutan nutrisi akan terpompa melewati akar tanaman.
Kelebihan larutan akan dikumpulkan, kemudian diisi ulang dan dapat digunakan kembali. Sehingga, selama 24 jam larutan nutrisi dapat terus menerus menutrisi tanaman. Secara sederhana, berikut adalah cara kerja sistem DFT hidroponik, yaitu :
- Tandon penyimpanan nutrisi akan mengalirkan air ke dalam pipa menggunakan bantuan pompa
- Selanjutnya nutrisi akan mengalir ke dalam pipa-pipa besar/ paralon tempat menanam tanaman. Pastikan akar tanaman terendam larutan nutrisi
- Air yang mengalir akan bermuara kembali ke pipa drainase, dan mengalir lagi ke tandon. Begitulah seterusnya, sehingga selama 24 jam tanaman akan terpenuhi nutrisinya.
Seperti ulasan sebelumnya, pompa akan membantu mengalirkan air, dan membuat genangan. Sehingga dapat membantu mengurangi penggunaan listrik.
Kelebihan Sistem DFT
Terdapat beberapa kelebihan yang menjadi alasan mengapa petani hidroponik lebih banyak menggunakan sistem DFT ini, antara lain :
Bahan baku pembuatan instalasi seperti pipa PVC mudah sobat temukan di mana saja.
Pertumbuhan tanaman akan lebih optimal. Hal ini dikarenakan tanaman mendapatkan nutrisi selama terus menerus.
Pertumbuhan tanaman menjadi seragam karena nutrisi menyuplai secara merata.
Karena ketersediaan larutan nutrisi yang optimal, maka berpengaruh positif pada pertumbuhan tanaman. Sehingga masa panen tanaman pun menjadi lebih cepat.
Genangan air pada instalasi sistem DFT dapat terus mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman, sekalipun terjadi padam listrik.
Bahkan, sobat bisa memanfaatkan timer untuk mengatur kapan listrik harus menyala atau mati. Dengan kata lain, sobat dapat menghemat penggunaan listrik.
Perawatan lebih mudah, sehingga cocok bagi pemula yang ingin memulai bercocok tanam dengan hidroponik.
Kekurangan Pada Sistem DFT
Selain memiliki kelebihan, teknik DFT hidroponik mempunyai beberapa kekurangan seperti :
Suplai oksigen yang bervariasi, dapat membuat pertumbuhan tanaman tidak merata dan terganggu.
Terdapat risiko terjadi pembusukan akar tanaman, karena terus menerus terendam genangan air
Kotoran yang terendam air akan mengendap, sehingga harus lebih sering melakukan bongkar pasang instalasi dan menyebabkan masalah lain jia tidak berhati-hati
Biaya instalasi sistem DFT relatif lebih mahal
virus , jamur dan hama dapat menyebar lebih cepat
Membutuhkan air nutrisi lebih banyak
Panduan Instalasi Hidroponik Sistem DFT
Tertarik untuk membuat instalasi hidroponik dengan sistem DFT? Berikut beberapa hal yang sobat butuhkan.
Alat dan bahan:
Pipa paralon, sobat bisa menggunakan yang berukuran 2-4 inci
Pipa paralon kecil yang berukuran ½ - 1 inci untuk membuat saluran fertigasi
Plokshock
L Knee, atau sambungan paralon
Penutup PVC
Pompa air
Baik untuk tandon nutrisi
Lem PVC
Selang air
Balok kayu
Net Pot
Cara membuat :
Pertama, buatlah penyangga dari balok kayu sebagai penopang paralon
Potong paralon sesuai keinginan menggunakan holesaw. Buat jarak antar lubang sesuai dengan tanaman yang akan sobat tanam.
Apabila jenis tanaman sayur cenderung bertumbuh ke atas seperti kangkung, maka jarak tanam dapat sobat buat antara 15-20 cm.
Sementara, untuk jenis tanaman yang tumbuh ke samping seperti sawi pagoda atau selada, maka jarak tanam sekitar 20-25 cm.
Paralon yang sudah berlubang dapat sobat rakit pada rak penopang dengan posisi vertikal/ mendatar.
Langkah selanjutnya adalah membuat penutup sambungan. Lubangi penutup PVC tepat di tengah, kemudian masukkan pipa kecil yang telah tersambung dengan plok shock ke dalam lubang.
Sambungan L knee dapat sobat pasang pada pipa tersebut, dan pastikan pemasangan sudah presisi agar tidak terjadi kebocoran.
Tambahkan selang air pada pompa untuk mengalirkan nutrisi.
Masukkan bibit yang telah sobat semai ke dalam net pot. Sebaiknya sobat menggunakan rockwool sehingga penyerapan air lebih lama.
Biaya Pemasangan Instalasi Sistem DFT Hidroponik
Berapa biaya yang harus sobat keluarkan untuk pemasangan instalasi dengan sistem DFT? Estimasi biaya instalasi hidroponik sistem DFT dengan ukuran 100 x 60 cm dan tinggi 150 cm, kurang lebih sebesar Rp. 734.000. Dengan biaya tersebut, sobat dapat membuat 30 lubang tanam.
Tanaman Yang Cocok ditanam Dengan Hidroponik Sistem DFT
Ada banyak jenis tanaman yang dapat ditanam menggunaan sistem DFT, mulai dari sayuran daun, sayuran buah hingga bunga. Idealnya, adalah tanaman yang tidak mempunyai akar dalam dan siklus panen cepat.
Untuk sayuran daun seperti pakcoy, selada, kangkung, sawi, seledri, basil akan cocok jika menggunakan sistem DFT.
Baca juga: peluang usaha hidroponik dan tips memulainya
Sedangkan sayuran buah yang cocok ditanam menggunakan sistem ini adalah melon, semangka, atau mentimun. Sementara untuk bunga, adalah bunga kol.
Sistem DFT memang sering menjadi pilihan karena kelebihan tersebut, kendati memiliki beberapa kekurangan sobat tetap dapat mengurangi risiko buruk yang terjadi.
Misalnya saja untuk mengantisipasi akar yang busuk, maka cara yang bisa sobat lakukan adalah membuat instalasi tandon di dalam tanah.
Meletakkan tandon di dalam tanah dapat menjaga suhu larutan nutrisi tetap dingin. Suhu yang dingin dapat menjaga akar tidak cepat busuk. Selain itu, jika sobat mengelola dengan baik dan benar maka segala kekurangan tersebut dapat teratasi dengan mudah.
Demikianlah informasi tentang kelebihan dan kekurangan hidroponik sistem DFT yang bisa menjadi pertimbangan sobat sebelum memulai bercocok tanam.
Setidaknya tingkat keberhasilan pada sistem DFT masih dapat diandalkan. Dan lagi, banyak tanaman yang cocok ditanam menggunakan teknik hidroponik ini. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menginspirasi. Happy farming.