Pengelompokan Kode Cara Kerja Insektisida,Mudah dipahami
Kode Cara Kerja Insektisida |
Keunggulan penggunaan insektisida yaitu pengendalian terhadap populasi hama tanaman bisa dilakukan dengan cepat, asalkan pengaplikasiannya dilapangan sesuai dengan anjuran yang telah ditetapkan oleh IRAC.
Sebab pengaruh penggunaan insektisida yang berlebihan akan meninggalkan dampak negatif, tidak hanya pada ekosistem tetapi juga pada lingkungan dan kesehatan manusia sebagai pengguna, yang semakn lama semakin terasa.
Kesalahan Penggunaan Insektisida
Kesalahan dalam pengaplikasian akan berakibat terjadinya resistensi pada hama yang akan menyebabkan peningkatan kekebalan hama terhadap insektisida hingga berujung pada meningkatnya populasi dan serangan pada tanaman.
Rotasi
penggunaan pestisida selama ini hanya berdasarkan pada bahan aktifnya
saja misalnya sobat menggunakan bahan aktif karbofuran contoh merek
dagang furadan 3GR kemudian diganti dengan merek dagang marshal 5GR
berbahan aktif karbosulfan.
Sobat pasti pernah mendengar keluh kesah petani yang berkata “seminggu yang lalu nyemprot pakai insektisida merek A hamanya mati, tapi sekarang memakai insektisida yang sama justru tidak mati” bahkan sampai ada yang meyalahkan insektisidanya dan berkata racunnya sudah tidak bagus dan lain sebagainya.
Padahal yang terjadi adalah hama tersebut sudah membentuk dan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya terhadap bahan aktif dari insektisida yang sering sobat gunakan berulang kali dengan cara kerja yang sama.
Cara Pergiliran Pestisida Yang Benar
Insektisida terbagi dalam beberapa grup atau golongan dan setiap grup atau golongan memiliki cara kerja yang berbeda, bahkan ada juga yang berbeda grup dan bahan aktif tetapi cara kerjanya sama. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui kode cara kerja insektisida.
Baca juga: cara mencampur insektisida dan pupuk daun yang tepat
IRAC telah mengatur pengelompokan insektisida untuk menghindari kesalahan dalam pengaplikasian dan setiap produsen pestisida diharuskan mencantumkan group dari insektisida yang diproduksi dalam setiap kemasan.
IRAC menganjurkan agar pergiliran pestisida dilakukan dengan mengacu pada cara kerja yang berbeda. IRAC juga telah memberikan kode cara kerja untuk mempermudah sobat dalam penerapan pergiliran insektisida.
Grup Insektisida Berdasarkan Kode Cara Kerjanya
Pada saat pembelian pestisida yang perlu sobat perhatikan adalah kode cara kerjanya agar tidak terjadi kesalahan, pada kemasan insektisida kode cara kerja tersebut ditulis dengan “GRUP” misal group 1A, group 2B dan seterusnya.
Nah untuk menghindari kesalahan, berikut kode cara kerja pestisida yang telah dikelompokan dalam beberapa grup berdasarkan cara kerjanya:
Kode cara kerja 1A dan 1B merupakan jenis racun saraf dan otot yang bekerja dengan menghambat asetilkolin sehingga sasaran mengalami reaksi berlebih dan menyebabkan kematian pada hama sasaran.
Kode cara kerja 2A dan 2B memiliki sistem kerja racun saraf dan otot dengan cara menghambat saluran klorida atau antagonis gaba pada saraf sehingga sasaran menjadi over reaksi dan menyebabkan sasarannya kejang-kejang hingga mati .
Insektisida dengan kode cara kerja 3A dan 3B termasuk jenis racun saraf dan otot cara kerjanya menyebabkan saluran natrium pada sasaran aplikasi menjadi selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi saraf yang berlebihan.
Kode cara kerja 4A dan 4B, insektisida dengan kode ini merupakan jenis racun saraf dan otot cara kerjanya menyebabkan reaksi berlebih pada saraf pusat pada hama sasaran yaitu pada saraf otot serta otak sasaran aplikasi.
Kode cara kerja 5 dan 6 insektisida pada dengan kode tersebut bekerja dengan cara menyerang sistem saraf neurotransmiter dan menghambat fungsi gaba pada tubuh sasaran sehingga menyebabkan kelumpuhan. Jenis racun hama yang ada pada grup insektisida ini adalah saraf dan otot.
Kode cara kerja 7A, 7B dan 7C insektisida pada grup ini bekerja dengan cara mencegah dan menggangu proses metamorfosis pada sasaran aplikasi. Kode cara kerja 7A, 7B dan 7C termasuk kedalam jenis racun pertumbuhan dan perkembangan.
Kode cara kerja 8A, 8B, 8C, 8D dan 8E bekerja dengan cara menghambat pembentukan sel, jenis racun dari kode ini belum diketahui secara pasti.
Kode cara kerja 9B dan 9C menyebabkan kerusakan pada pencernaan yang mengakibatkan penghambatan makan terutama pada ordo homoptera yaitu wereng, kutu putih dan kutu daun. Jenis racun pada kode 9B dan 9C adalah racun saraf dan otot.
Kode cara kerja 10A dan 10B memiliki cara kerja yaitu menghambat pertumbuhan pada tungau, jenis racun pada kode cara kerja insektisida ini termasuk racun pertumbuhan dan perkembangan.
Kode cara kerja 12A,12B,12C dan 12D bekerja menghambat enzim yang mensintesis energi kimia (ATP) yang dihasilkan oleh mitocondria, adenosina trifosfat (ATP) yang terdapat pada sel digunakan sebagai sumber energi kimia dan kode insektisida ini termasuk jenis racun pernafasan.
Kode cara kerja 20A, 20C, 20D, 21A, 21B, 24A, 24B dan 25 bekerja dengan cara menghambat transpor elektron pada mitocondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel dan insektisida yang diberi kode tersebut termasuk kedalam jenis racun pernafasan.
Kode cara kerja 22A dan 22B menutup saluran natrium yang menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. grup insektisida dengan kode tersebut masuk dalam jenis racun saraf dan otot.
Pengelompokan cara kerja yang terdapat pada insektisida dan akarisida menurut IRAC ada sebanyak 28 kode, namun disini hanya diambil beberapa kode insektisida yang memiliki kesamaan cara kerjanya terhadap hama sasaran agar mudah dipahami.
Baca juga:mengenal kode cara kerja pestisida secara lengkap
Dengan sobat memahami kode cara kerja insektisida sobat bisa melakukan perolingan dengan benar agar tidak terjadi resistensi pada hama tanaman dan tidak akan berdampak negatif pada lingkungan dan ekosistem.
Selain itu sobat dapat menghemat biaya dalam pembelian insektisida, tentu dengan mengetahui cara kerja dari insektisida sobat tidak akan terjebak dengan merek dan bahan aktif sehingga kesalahan membeli insektisida dengan cara kerja yang sama tidak akan terjadi.
Setelah memahami cara kerja insektisida diharapkan sobat lebih dimudahkan dalam pengambilan keputusan jika akan menerapkan pergiliran maupun pencampuran insektisida dalam melakukan pengendalian hama tanaman.