Siklus hidup penggerek buah kopi dan cara pengendaliannya
![]() |
Penggerek Buah kopi |
Kumbang penggerek buah kopi (PBKo) memiliki nama Latin Hypothenemus hampei (Ferrari) termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Scolytidae.
Proses reproduksi kumbang ini berlangsung secara sempurna melalui empat fase yaitu telur, larva, pupa dan dewasa yang dikenal sebagai holometabola.
Siklus hidup Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei)
Telur PBKo berbentuk elips dan berwarna putih transparan yang akan berubah menjadi kekuningan saat mendekati masa penetasan, dengan ukuran yang sangat kecil, sekitar 0,52–0,69 mm.
Larva memiliki bentuk seperti huruf "CC" tidak bertungkai dengan kepala yang jelas dan berwarna putih. Panjang larva pada instar terakhir berkisar antara 1,88–2,30 mm.
Bentuk prepupa mirip dengan larva tetapi kurang cekung dan berwarna putih susu. Pupa memiliki ukuran bervariasi, dengan panjang antara 1,84–2,00 mm.
Penggerek Buah kopi dewasa berwarna hitam kecokelatan dengan kaki yang lebih terang di mana ukuran betina (1,7 mm x 0,7 mm) lebih besar dibandingkan jantan (1,2 mm x 0,7 mm).
Tubuh kumbang penggerek kopi berbentuk bulat pendek dengan pronotum yang menutupi kepala. Kumbang betina dapat meletakkan 35–50 butir telur di dalam lubang gerekan selama hidupnya dan sekitar 33–46 butir (92%) dari telur yang menetas menjadi betina.
Siklus hidup Penggerek buah kopi dari telur hingga dewasa berlangsung antara 24–45 hari. Kumbang betina dapat hidup hingga 190 hari, sementara jantan maksimum 40 hari. Setelah kawin kumbang betina akan mencari buah kopi baru untuk meletakkan telur.
Baca juga: berbagai langkah budidaya kopi melalui tehnik generatif
Kumbang ini mampu bertahan hidup pada buah kopi kering yang telah menghitam, baik yang masih menempel di pohon maupun yang telah jatuh ke tanah.
Kehadiran hama penggerek buah kopi sangat merugikan karena dapat berkembang biak dengan cepat dan dalam jumlah besar. Tanpa pengendalian, satu ekor betina dapat menghasilkan hingga 100.000 keturunan dalam satu tahun.
Gejala Serangan penggerek buah kopi (PBKo)
Hama PBKo dapat menyerang semua jenis kopi, termasuk Arabika, Robusta, dan Liberika. Kumbang betina mulai menyerang buah kopi sekitar 8 minggu setelah pembungaan, saat buah kopi masih lunak untuk mendapatkan makanan.
Setelah itu, mereka akan menyerang buah yang sudah mengeras untuk berkembang biak. Kumbang betina menggerek bagian ujung bawah buah dan sering kali terlihat kotoran bekas gerekan di sekitar lubang masuk.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama penggerek buah kopi terdiri dari gugur buah muda dan penurunan hasil panen baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Serangan pada buah kopi yang bijinya masih lunak dapat menyebabkan buah kopi tidak berkembang, berubah warna menjadi kuning kemerahan dan akhirnya gugur.
Sementara itu, serangan pada buah yang bijinya telah mengeras akan mengakibatkan penurunan mutu biji kopi karena biji berlubang. Biji kopi yang cacat dapat memengaruhi komposisi senyawa kimia terutama kafein dan gula pereduksi, yang berdampak pada citarasa kopi.
Pengendalian Hama penggerek buah kopi (PBKo)
1. Pengendalian secara kultur teknis:
- Pemupukan dilakukan secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan untuk memicu waktu pembungaan yang seragam sehingga dapat memutus siklus hidup PBKo.
- Pengendalian gulma setelah panen untuk memudahkan pengambilan sisa-sisa buah kopi yang jatuh ke tanah.
- Pemangkasan tanaman kopi dan naungannya secara rutin untuk mengurangi kelembapan dan suhu lingkungan, menciptakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi perkembangan PBKo.
2. Pengendalian secara fisik dan mekanis:
- Petik bubuk: Memetik semua buah yang terserang PBKo 15–30 hari menjelang panen raya. Buah-buah tersebut direndam dalam air panas atau dikubur untuk membunuh serangga yang ada di dalamnya.
- Rampasan/racutan:Memetik semua buah kopi, baik yang sudah matang maupun yang belum, pada akhir masa panen raya.
- Lelesan: Mengumpulkan semua buah kopi yang telah jatuh kemudian dikubur kedalam tanah untuk dijadikan kompos atau dibakar agar PBKo yang berada dalam buah kopi mati.
- Menggunakan senyawa penarik serangga (atraktan) dan alat perangkap kumbang betina. Alat perangkap sederhana dapat dibuat dari botol air mineral yang dicat merah, dilubangi di bagian samping untuk masuknya kumbang, dan bagian dasar diisi air ditambah deterjen sebagai tempat penampung hama. Senyawa atraktan berupa cairan berbahan dasar etanol dapat digantungkan di dalam alat perangkap.
3. Pengendalian secara biologis/hayati:
- Memanfaatan parasitoid Cephalonomia stephanoderis yaitu dengan cara diperbanyak kemudian dilepaskan untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi seperti yang telah dilakukan di beberapa perkebunan kopi di Malang. Pelepasan parasitoid harus dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas pengendalian populasi PBKo.
Baca juga: cara pembuatan kopi kedelai dan manfaatnya untuk kesehatan
- Pemanfaatan jamur patogen serangga Beauveria bassiana yang lebih mudah diisolasi dari lapangan, diperbanyak secara massal, diformulasikan dalam media padat dan diaplikasikan.
Aplikasi di lapangan dilakukan dengan mengumpulkan buah masak yang terserang PBKo, mencampurnya dengan jamur dan membiarkannya semalaman agar kumbang keluar dan dapat menularkan jamur kepada pasangannya di kebun.
4. Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabati:
- Menggunakan bahan seperti mimba (Azadirachta indica), kacang babi (Tephrosia sp.), akar tuba (Derris eliptica), tembakau (Nicotiana tabacum), dan babadotan (Ageratum conyzoides).
Cara pembuatannya adalah dengan menghaluskan 50–100 gram bahan tersebut, merendamnya dalam 1 liter air selama 48 jam, kemudian diperas. Air perasan diencerkan 10 kali dan ditambah sedikit deterjen, lalu disemprotkan pada dompolan buah kopi.