Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hama thrips dan Langkah pengendaliannya

Hama thrips
Hama Thrips

Hama thrips (Thrips sp.) merupakan masalah yang sudah dikenal luas oleh para petani, terutama yang mengelola tanaman cabai. 

Penting untuk diketahui bahwa thrips termasuk dalam kategori hama polifag, yang berarti mereka dapat menyerang berbagai jenis tanaman, tidak hanya cabai tetapi juga tanaman lain seperti tomat, melon, bawang, dan jeruk. 

Mengenal Hama Thrips

Beberapa spesies thrips yang umum dikenal antara lain Thrips tabaci (thrips bawang), Thrips fuscipennis (thrips mawar), Thrips palmi (thrips melon), dan Thrips parvispinus (thrips cabai).

Hama thrips menjadi salah satu penyebab utama kerugian hasil pada cabai. Mereka menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan dari bagian tanaman terutama pada daun-daun muda.

Baca juga: pengelompokan cara kerja pestisida, mudah dipahami

Thrips juga sering bersembunyi di dalam bunga cabai berfungsi sebagai vektor penyebaran virus. Hama ini biasanya ditemukan di ujung daun bagian bawah atau pada pucuk tanaman. 

Jika pucuk tanaman terserang, pertumbuhan tunas dapat terhambat, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Serangan thrips umumnya terjadi pada tanaman berusia 3-5 bulan setelah tanam tepat saat tanaman siap panen, yang mengganggu pertumbuhan tunas dan bunga. 

Thrips dapat menyerang sepanjang tahun dengan tingkat reproduksi yang tinggi terutama saat musim kemarau. Dampak dari serangan ini adalah penurunan kualitas dan kuantitas produksi cabai dengan buah yang menjadi berlurik dan waktu yang lebih lama untuk berbuah karena perlunya pembentukan tunas baru.

Penurunan hasil panen yang disebabkan oleh serangan thrips, baik pada fase nimfa maupun imago sangat signifikan terutama pada fase vegetatif.

Siklus Hidup Hama Thrips

Thrips memiliki panjang sekitar 1 - 1,2 cm dengan warna hitam dan garis merah pada tubuhnya. Pada fase nimfa, mereka berwarna putih kekuningan dan tidak memiliki sayap sedangkan thrips dewasa memiliki sayap dan rambut berumbai. 

Siklus hidup thrips cukup singkat sekitar 3 minggu dan mereka dapat berkembang biak tanpa proses kawin terlebih dahulu dengan setiap koloni dapat menghasilkan antara 80 hingga 120 butir telur.

Baca juga: jenis hama cabe dan cara mengatasinya

Telur-telur ini menetas pada suhu tinggi (sekitar 32 ºC) sehingga populasi thrips meningkat pesat saat musim kemarau. Thrips tidak tahan terhadap sinar matahari sehingga mereka lebih aktif menyerang pada pagi atau sore hari.

Hama ini hidup berkoloni dan menyerang bagian tanaman muda seperti pucuk, tunas dan bunga dengan cara menghisap cairan. 

Gejala Serangan Hama Thrips

Gejala khas dari serangan thrips adalah munculnya strip-strip keperakan pada daun yang merupakan akibat dari luka akibat di makan hama thrips. Noda keperakan tersebut kemudian berubah menjadi coklat muda. Daun yang terinfeksi cenderung keriput dan melengkung ke atas.

Ancaman terbesar dari thrips adalah kemampuannya sebagai vektor virus TSWV (tomato spotted wilt virus) yang dapat menyebabkan bercak kuning pada daun yang perlahan meluas hingga seluruh permukaan daun menguning, mengakibatkan daun menjadi lebih kecil dari ukuran normal melengkung ke dalam dan sebagian besar akan rontok.

Ambang Batas Pengendalian Hama Thrips

Ambang batas pengendalian untuk hama thrips pada tanaman paprika bervariasi berdasarkan usia tanaman. Untuk tanaman berumur 0-5 minggu setelah tanam (MST) ambang batasnya adalah 2,7 thrips per daun atas. 

Baca juga: penyakit tanaman cabe dan cara mengatasinya dengan mudah

Pada umur 6-10 MST ambang batasnya adalah 0,8 thrips per bunga atau 0,3 thrips per daun pucuk dan untuk tanaman berusia lebih dari 11 MST ambang batasnya adalah 0,3 thrips per daun atas. 

Saat tanaman terinfeksi virus akibat serangan thrips hingga saat ini belum ada obat kimia yang efektif untuk mengatasinya. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan memangkas daun yang terinfeksi atau mencabut batang yang terinfeksi dan membakarnya.

Langkah-langkah Pengendalian Thrips

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

1. Menggunakan bibit dari varietas yang tahan terhadap hama thrips.

2. Menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma.

3. Menyiram tanaman menggunakan sprinkler untuk membersihkan daun.

4. Menjauhkan tanaman dari inang hama thrips.

Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan daun sirsak, kapur dan kunyit. 

Alternatif terakhir adalah menggunakan insektisida berbahan aktif seperti abamektin, karbosulfan, fipronil, atau imidakloprid, seperti insektisida Profenofos 500 g/l dan Deltametrin 25 g/l. 

Untuk pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan thrips dapat dilakukan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh atau pupuk daun.